Teroeskan membina TARBIJAH ISLAMIJAH ini sesoeai dengan peladjaran jangkoe berikan ____Syech Soelaiman Arrasoeli

Jumat, 27 November 2015

Tanda-tanda Fi’il

                        [ Tanda-tanda Fi’il ]

Hasil gambar untuk KITAB KUNING

Imam Ibnu Malik ra. berkata :
بِتَا فَعَلْتَ وَأَتَتْ وَيَا افْعَلِي # وَنُوْنِ أَقْبِلَنَّ فِعْلٌ يَنْجَلِي
Artinya :
“ Dengan tanda Ta pada lafaz Fa’alta dan lafaz Atat dan Ya pada lafz ‘If’ali dan Nun pada lafaz Aqbilanna, kalimat fiil menjadi jelas”.

Penjelasan :
Dalam bait ini, Imam Ibnu Malik kembali mengulas masalah tanda dari kalimat. Tepatnya, tanda dari kalimat “fiil”.

Ada empat tanda yang membedakan fiil dari isim dan huruf.

1. Ta yang berposisi sebagai fail.
Keterangan ini, dapat dipahami dalam perkataan ibnu Malik : بتا فعلتَ. Walaupun hanya disebutkan dalam bentuk mukhatab, tapi makna mencakup tiga buah ta. Pertama ta mukhatab sendiri, contoh : فعلتَ.
Kedua : ta mutakallim, contoh : فعلتُ. Ketiga :  ta mukhatabah, contoh : فعلتِ.

2. Ta taknis yang sakin.
Yang dimaksud ta taknis yang sakin disini adalah ta yang digunakan untuk kalimat yang muannas dan berharat sukun, seperti ta yang terdapat pada contoh : أتتْ. Oleh sebab itu, ta taknis yang berharkat (ta thamaruthah), seperti : ta yang terdapat pada akhir kalimat قائمة dan ta berharkat yang menghubungi akhir huruf, seperti ; لاتَ, tidak termasuk kedalam tanda fiil.

3. Ya yang berposisi sebagai fail.
Tanda ini dipahami dari perkataan ibni Malik : ويا افعليْ.
Ya sebagai tanda bagi fiil hanya masuk pada dua fiil saja. pertama fiil amar, seperti : اضربيْ. Kedua fiil mudhari’, seperti : تضربِيْنَ.

Dalam bait, imam Ibnu Malik mengungkapkan dengan ibarat : يا افعليْ, bukan dengan ya dhamit, karna cakupan dari kalaimat ya dhamir tidak hanya ya yang menjadi tanda bagi fiil, tapi juga masuk ya yang lain, seperti ya dhamir.

4. Nun taukid.
Nun taukid ialah nun yang digunakan untuk menguatkan suatu isnad (hubungan antara musnad dan musnad ilaih).

Dalam pembagiannya, nun taukid terbagi kepada dua. Nun taukid khafifah yang berharkat sukun, seperti : لنسفعاَ بالناصية, asalnya : لنسفعنْ. Kedua nun taukid tsaqilah yang berharkat fatah, seperti : لنخرجنّك.
Sejatinya, nun taukid ini bisa masuk kedalam tiga fiil. Pertama fiil amar, dengan tanpa syarat. Kedua fiil mudhari’, dengan syarat bahwa  zaman fiil mudhari adalah zaman akan datang (mustaqbal), lagi menunjukkan makna tuntutan, seperti : لتضربنَّ زيدا, atau berposisi sebagai syarat dari إنْ yang dikuatkan dengan ما, seperti : إمّا تضربنّ زيدا أضربه, atau yang berposisi sebagai jawab qasam yang non nafi (isbat) lagi berzaman yang akan datang, seperti : والله لتضربنّ زيدا.

Wallahu’alam…

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Definition List