Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah at-Taqwa Canduang
Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah
at-Taqwa Canduang
Sumatra
Barat, selain dihiasi oleh alamnya yang elok dipandang, ternyata juga termasuk negri yang kaya dengan sistem
pendidikan yang bagus. Hampir di setiap negri dan tempat terdapat beberapa pesantren
yang selalu membimbing kehidupan masyarakat kepada nilai-nilai keagamaan.
Tidak hanya
berperan dalam menciptakan lingkungan masyarakat yang agamis, pesantren juga
berfungsi sebagai penunjang perekonomian masyarakat sekitar. Sebut saja salah
satu pesantren yang lagi berkembangnya adalah pondok pesantren Tarbiyah Islamiyah at-Taqwa
Canduang.
Pondok
pesantren Tarbiyah Islamiyah at-Taqwa Canduang atau yang sering dikenal dengan
sebutan ponpes at-Taqwa merupakan salah satu pesantren yang mempunyai posisi
yang penting dalam membangun masyarakat Canduang koto laweh, sebuah kecamatan
yang berada di kabupaten Agam, Sumatra Barat, dalam bidang keagamaan dan
perekonomian.
Secara letak
posisi dan lokasi, ponpes at-Taqwa bertempat di desa III Kampuang, kec. Canduang,
Kab. Agam, Sumatra Barat. Satu daerah yang terletak di lereng gunung merapi
yang mempunyai suasana yang sejuk, dan jauh dari kebisingan yang selalu
menganggu kehidupan dari kenyaman dan ketentraman.
Susuai
dengan visi dan misinya, yaitu mewujudkan
kader ulama yang tafaqquh fiddin, ponpes at-Taqwa mempunyai program yang sangat
matang dalam mendidik para santrinya. Dalam pengajaran, ia memakai kitab kuning/gundul
sebagai bahan ajar utama.
Berbagai
bidang disiplin keilmuan diajarkan. Semuanya tercakup ke dalam dua kategori
besar, pertama : ilmu alat dan kedua : ilmu pokok. Diantara ilmu alat yang
dipelajari adalah Seperti : ilmu Nahwu, Sharaf, Tashrif, Mantiq, Ma’ani, Bayan,
Badi’a, ilmu Mushthalah Hadis, ilmu al-Quran, Tajwid dan lain sebagainya.
Sedangkan ilmu pokok yang diajarkan adalah fiqih, hadis, al-Quran, tasawuf,
tauhid, zikir, dan yang lain-lain.
Namun itu
lah lebihnya pesantren yang satu ini, walaupun mengajarkan berbagai bidang
keilmuan, tapi ia juga mempunyai beberapa disiplin ilmu khusus sebagai ciri
khas pondok. Mungkin inilah letak sisi istimewanya di bandingkan ponpes yang
lain. Diantara disiplin ilmu khusus tersebut adalah ilmu alat dan Fiqih.
Pemilihan
dua bidang ilmu tersebut sebagai corak khas pesantren bukanlah pemilihan tanpa
sebab, namun ada beberapa alasan yang dijadikan sebagai faktor pemilihannya. Salah
satu alasan yang di kemukakan adalah karna dengan ilmu alat, para santri
mempunyai kemampuan yang bagus dalam menganalisa teks –teks yang berbahasa
Arab. Yang mana pada akhirnya, santri dengan sendirinya bisa menguasai
pemahaman yang terdapat dalam al-Quran dan hadis.
Dan dengan
disiplin ilmu fiqih, para santri diharapkan supaya bisa menghidupkan suasana lingkungan
masyarakat dengan satu dasar pijakan, yaitu syariat agama Islam. Apalagi,
setelah melihat lingkungan masyarakat sekitar ponpes at-ataqwa, bisa di kata
kan bahwa seluruh masyarakat sudah mengenal dan percaya dengan agama Islam
sebagai agama yang benar. Tapi walaupun begitu kondisi kehidupan dalam masyarakat
belum sesempurna yang di harapkan.
Ketetapan dan kelakuan masyarakat masih ada yang belum sesuai dengan ajaran
Islam. Oleh sebab itu, kematangan para santri dengan berbagai bidang keilmuan,
apalagi ilmu fiqh, diharapkan nantinya supaya bisa merubah itu semua dan
sanggup memberikan keterangan yang di terima oleh masyarakat umum.
Nilai lebih
bagi ponpes at-attaqwa canduang, sebagai penggerak keilmuan di Sumatra barat,
tidak hanya sebatas program ajarannya yang bagus, tapi juga dengan tenaga
pengajar yang terkenal sebagai tokoh besar ulama minang, serta kompeten
dibidangnya masing-masing.
Sebut saja
salah seorang tenaga pengajar ponpes at-Attaqwa yang ahli di bidang tauhid
adalah Abuya Ali Amran A. Shamad (baca buya Amran). Beliau, selain merupakan
guru, juga termasuk salah satu pendiri pesantren. Waktu mudanya, buya Amran
menghabiskan waktunya untuk menggelana mencari para buya/kiai yang tersebar di
seluruh pelosok negri di Sumatra barat. Bahkan dengan kegigihannya, beliau
sempat menimba ilmu di daerah Sumatra bagian Ujung, Nangro Aceh Darussalam.
Tidak salah,
jika di zaman sekarang, buya Amran sangat di hormatidan disegani oleh ulama
sekitar. Kenapa tidak, selain tergolong buya yang sepuh, beliau juga sempat
belajar dengan beberapa ulama terkenal di Sumatra. Antaranya, Syekh Sulaiman
ar-Rasuli, salah seorang ulama yang mendirikan organisasi persatuan tarbiayah
Islamiyah (PERTI), dan buya Muda Wali al-Khalidi, Aceh, ulama karismatik Aceh
nan tersohor sebagai pengembang ajaran thariqat an-Naqsyabandi.
Berhimpunnya
beberapa factor di atas, seperti struktur pesantren yang telah di perhitungkan,
dan tenaga pengajar yang kompenten di bidangnya, sangat menunjang kepada
pengajaran yang bagus. Para santri tidak hanya tenang dengan keadaan pesantren
yang terstruktur namun juga mendapatkan keterangan pelajaran yang pasti dan
jelas.
Sebagai
bukti rilnya, pesantren at-Taqwa dari berbagai perlombaan yang di ikuti, sempat
meraih beberapa penghargaan. Semuanya itu ada pada tingkat kabupaten hingga
provinsi.
Dalam salah
satu perlombaan yang diadakan oleh kemenag, tepatnya Pada bulan oktober tahun
2012 yang lalu, ponpes at-taqwa dinyatakan menjadi pemenang pertama tingkat
kabupaten dalam bidang lomba Nahwu. Dan pada bulan Desember, ponpes at-Taqwa
juga ditetapkan kembali sebagai pemenang pertama
tingkat provinsi Sumatra Barat
di bidang perlombaan yang sama. Begitu juga, pada tahun 2013, di salah satu
perlombaan antar pondok pesantren se- Sumatra Barat, ponpes at-Taqwa juga
mendapatkan penghargaan, sebagai pemenang pertama.
Selain
meraih berbagai penghargaan dari bidang ilmu agama, ponpes at-Taqwa juga berhasil mendapatkan
peringkat dari berbagai bidang perlombaan. Seperti cerdas cermat, lomba takraw
dan lain sebagainya.
(Ahmad Rifqi)
0 komentar:
Posting Komentar