Teroeskan membina TARBIJAH ISLAMIJAH ini sesoeai dengan peladjaran jangkoe berikan ____Syech Soelaiman Arrasoeli

Selasa, 16 Februari 2016

Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah at-Taqwa Canduang


Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah at-Taqwa Canduang


Sumatra Barat, selain dihiasi oleh alamnya yang elok dipandang, ternyata  juga termasuk negri yang kaya dengan sistem pendidikan yang bagus. Hampir di setiap negri dan tempat terdapat beberapa pesantren yang selalu membimbing kehidupan masyarakat kepada nilai-nilai keagamaan.
Tidak hanya berperan dalam menciptakan lingkungan masyarakat yang agamis, pesantren juga berfungsi sebagai penunjang perekonomian masyarakat sekitar. Sebut saja salah satu pesantren yang lagi berkembangnya adalah  pondok pesantren Tarbiyah Islamiyah at-Taqwa Canduang.

Pondok pesantren Tarbiyah Islamiyah at-Taqwa Canduang atau yang sering dikenal dengan sebutan ponpes at-Taqwa merupakan salah satu pesantren yang mempunyai posisi yang penting dalam membangun masyarakat Canduang koto laweh, sebuah kecamatan yang berada di kabupaten Agam, Sumatra Barat, dalam bidang keagamaan dan perekonomian.

Secara letak posisi dan lokasi, ponpes at-Taqwa bertempat di desa III Kampuang, kec. Canduang, Kab. Agam, Sumatra Barat. Satu daerah yang terletak di lereng gunung merapi yang mempunyai suasana yang sejuk, dan jauh dari kebisingan yang selalu menganggu kehidupan dari kenyaman dan ketentraman.
Susuai dengan visi dan misinya,  yaitu mewujudkan kader ulama yang tafaqquh fiddin, ponpes at-Taqwa mempunyai program yang sangat matang dalam mendidik para santrinya. Dalam pengajaran, ia memakai kitab kuning/gundul sebagai bahan ajar utama.

Berbagai bidang disiplin keilmuan diajarkan. Semuanya tercakup ke dalam dua kategori besar, pertama : ilmu alat dan kedua : ilmu pokok. Diantara ilmu alat yang dipelajari adalah Seperti : ilmu Nahwu, Sharaf, Tashrif, Mantiq, Ma’ani, Bayan, Badi’a, ilmu Mushthalah Hadis, ilmu al-Quran, Tajwid dan lain sebagainya. Sedangkan ilmu pokok yang diajarkan adalah fiqih, hadis, al-Quran, tasawuf, tauhid, zikir, dan yang lain-lain.
Namun itu lah lebihnya pesantren yang satu ini, walaupun mengajarkan berbagai bidang keilmuan, tapi ia juga mempunyai beberapa disiplin ilmu khusus sebagai ciri khas pondok. Mungkin inilah letak sisi istimewanya di bandingkan ponpes yang lain. Diantara disiplin ilmu khusus tersebut adalah ilmu alat dan Fiqih.

Pemilihan dua bidang ilmu tersebut sebagai corak khas pesantren bukanlah pemilihan tanpa sebab, namun ada beberapa alasan yang dijadikan sebagai faktor pemilihannya. Salah satu alasan yang di kemukakan adalah karna dengan ilmu alat, para santri mempunyai kemampuan yang bagus dalam menganalisa teks –teks yang berbahasa Arab. Yang mana pada akhirnya, santri dengan sendirinya bisa menguasai pemahaman yang terdapat dalam al-Quran dan hadis.

Dan dengan disiplin ilmu fiqih, para santri diharapkan supaya bisa menghidupkan suasana lingkungan masyarakat dengan satu dasar pijakan, yaitu syariat agama Islam. Apalagi, setelah melihat lingkungan masyarakat sekitar ponpes at-ataqwa, bisa di kata kan bahwa seluruh masyarakat sudah mengenal dan percaya dengan agama Islam sebagai agama yang benar. Tapi walaupun begitu kondisi kehidupan dalam masyarakat belum sesempurna  yang di harapkan. Ketetapan dan kelakuan masyarakat masih ada yang belum sesuai dengan ajaran Islam. Oleh sebab itu, kematangan para santri dengan berbagai bidang keilmuan, apalagi ilmu fiqh, diharapkan nantinya supaya bisa merubah itu semua dan sanggup memberikan keterangan yang di terima oleh masyarakat umum.

Nilai lebih bagi ponpes at-attaqwa canduang, sebagai penggerak keilmuan di Sumatra barat, tidak hanya sebatas program ajarannya yang bagus, tapi juga dengan tenaga pengajar yang terkenal sebagai tokoh besar ulama minang, serta kompeten dibidangnya masing-masing.
Sebut saja salah seorang tenaga pengajar ponpes at-Attaqwa yang ahli di bidang tauhid adalah Abuya Ali Amran A. Shamad (baca buya Amran). Beliau, selain merupakan guru, juga termasuk salah satu pendiri pesantren. Waktu mudanya, buya Amran menghabiskan waktunya untuk menggelana mencari para buya/kiai yang tersebar di seluruh pelosok negri di Sumatra barat. Bahkan dengan kegigihannya, beliau sempat menimba ilmu di daerah Sumatra bagian Ujung, Nangro Aceh Darussalam.

Tidak salah, jika di zaman sekarang, buya Amran sangat di hormatidan disegani oleh ulama sekitar. Kenapa tidak, selain tergolong buya yang sepuh, beliau juga sempat belajar dengan beberapa ulama terkenal di Sumatra. Antaranya, Syekh Sulaiman ar-Rasuli, salah seorang ulama yang mendirikan organisasi persatuan tarbiayah Islamiyah (PERTI), dan buya Muda Wali al-Khalidi, Aceh, ulama karismatik Aceh nan tersohor sebagai pengembang ajaran thariqat an-Naqsyabandi.

Berhimpunnya beberapa factor di atas, seperti struktur pesantren yang telah di perhitungkan, dan tenaga pengajar yang kompenten di bidangnya, sangat menunjang kepada pengajaran yang bagus. Para santri tidak hanya tenang dengan keadaan pesantren yang terstruktur namun juga mendapatkan keterangan pelajaran yang pasti dan jelas.
Sebagai bukti rilnya, pesantren at-Taqwa dari berbagai perlombaan yang di ikuti, sempat meraih beberapa penghargaan. Semuanya itu ada pada tingkat kabupaten hingga provinsi.

Dalam salah satu perlombaan yang diadakan oleh kemenag, tepatnya Pada bulan oktober tahun 2012 yang lalu, ponpes at-taqwa dinyatakan menjadi pemenang pertama tingkat kabupaten dalam bidang lomba Nahwu. Dan pada bulan Desember, ponpes at-Taqwa juga ditetapkan kembali sebagai pemenang pertama 
tingkat provinsi Sumatra Barat di bidang perlombaan yang sama. Begitu juga, pada tahun 2013, di salah satu perlombaan antar pondok pesantren se- Sumatra Barat, ponpes at-Taqwa juga mendapatkan penghargaan, sebagai pemenang pertama.

Selain meraih berbagai penghargaan dari bidang ilmu agama,  ponpes at-Taqwa juga berhasil mendapatkan peringkat dari berbagai bidang perlombaan. Seperti cerdas cermat, lomba takraw dan lain sebagainya. 

(Ahmad Rifqi)



0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Definition List